Tak Ingin Melanggar Adat, Pilih Pindah ke Baduy Luar

Kang Erwin adalah pemandu wisata kami ketika memasuki perkampungan Baduy Dalam dan Baduy Luar. Sosok pria kocak ini ternyata asalnya dari Baduy Dalam. Sekitar tahun 2001 ia memilih keluar dari Baduy Dalam dan meniti hidup baru di Baduy Luar. Apa yang menyebabkan ia mengambil keputusan ini?

Pertama kali saya bertemu dengan Kang Erwin saat senja merapat pada 9 Agustus lalu. Kami bertemu dengannya di tugu persimpangan Ciboleger. Kala itu Kang Erwin memakai pakaian khas Baduy Luar, batik biru, celana pendek hitam, ikat kepala Romal, dan tas anyaman khas Baduy Luar yang ia buat sendiri. Semuanya itu melekat di badannya.
Langsung saja saya yang berada di mobil membuka pintu dan menyalami beliau, seraya berkata, “Bella, Kang.” Kang Erwin masuk mobil dan mulai bercerita tentang kehidupan suku Baduy Dalam dan Baduy Luar. Banyak hal yang selama ini tidak aku ketahui tentang Baduy akhirnya aku temukan dari dirinya. Perbedaan yang paling mendasar adalah apa yang dipakai oleh orang Baduy Dalam dan Baduy Luar sangatlah berbeda. Misalnya, pakaian, ikat kepala, celana/rok, alas kaki, dan cara hidup.
Tapi satu hal yang menambah kekagetan adalah penuturan Kang Erwin yang mengatakan kalau dia asli Baduy Dalam, tapi sejak 2001 lalu sudah pindah ke Baduy Luar. Ini merupakan penuturan bijak Kang Erwin di saat kami baru bertemu. Ia mengaku tidak ingin melanggar adat, maka ia memutuskan keluar. Ia ingin berdagang, maka ia harus keluar dari Baduy Dalam. Termasuk pilihan terberat meninggalkan mantan istrinya di Baduy Dalam pun harus ia relakan.
“Sebenarnya saya tidak ingin melanggar adat Baduy Dalam yang melarang orang Baduy Dalam berdagang, memakai pakaian bebas, naik lift, atau semua yang berhubungan dengan mesin. Waktu itu saya ajak mantan istri dan anak saya untuk keluar, tapi mereka tidak ingin. Akhirnya saya pun cerai dengan mantan istri saya, dan memulai kehidupan baru di Baduy Luar,” ungkapnya.
Pilihan Kang Erwin tersebut tidak lantas memutuskan tali silaturahminya dengan keluarga. Meski ia tidak lagi menjadi penduduk Baduy Dalam, tapi ia cukup sering mengunjungi rumah orangtuanya. Ia juga menjaga hubungan baik dengan mantan istrinya. Terlebih lagi, Kang Erwin sudah sering mengantarkan wisatawan berkunjung ke Baduy Dalam dan Baduy Luar, hal ini membuatnya dimanfaatkan oleh banyak orang yang ingin mengetahui kehidupan Baduy.
“Istri dan anak saya sekarang mendukung kerja saya ini. Wisatawan yang ingin berkunjung ke Baduy Dalam dan Baduy Luar saya antar, tapi saya tetap berdagang,” katanya.
Kang Erwin juga bilang kalau ia tidak menyesali pilihannya. “Selagi ada modal dan niat, keputusan saya untuk berdagang akan saya teruskan. Daripada melanggar adat di Baduy Dalam, saya memilih pilihan tersebut,” ucapnya tegas.
(Tulisan ini dipublish di website ACI ketika sudah keluar dari desa Baduy Dalam dan Luar. Sungguh saya ingin balik kesana lagi rasanya!)

2 thoughts on “Tak Ingin Melanggar Adat, Pilih Pindah ke Baduy Luar

Leave a reply to puri Cancel reply